Memahami “Cyberbullying”
who is going to study abroad and face the real world.
Be yourself, Respect yourself and Protect yourself !
“ Kanta adalah murid baru di sekolah, dia belum kenal siapa2. Kanta berotak encer juara kelas di sekolah sebelumnya namun pendiam dan pemalu. Postur tubuhnya lebih kecil dari anak2 sebaya, dan dia punya aksen/logat daerah yang kental kalau berbicara.
Suatu hari Kanta ditegur oleh Raksa yang berbadan besar, Raksa menuduh Kanta membicarakannya diam2, dan walaupun Kanta bersikeras mengatakan tidak Raksa tetap pada tuduhannya. Sejak saat itu Raksa ngerjain Kanta dimana saja kapan saja. Raksa memanggil Kanta dengan sebutan ‘Kutu buku’ ,’Kontet’, ‘Bau’ dan ‘Banci’, kalo Kanta tidak menyahut Raksa akan menjitak belakang kepala Kanta berulang kali. Di halaman sekolah, Raksa sengaja menabrak Kanta sampai hampir jatuh. Di kantin Raksa menumpahkan Fanta dan meludahi roti yang dibeli Kanta. Teman laki2 lain hanya menertawakan ulah konyol mereka. Kalau kemarin Kanta kehilangan penanya, maka hari berikutnya bukunya basah kuyub atau disobek. Kalau hari Senin telinga Kanta merah kena sentil maka hari Rabu giliran bahunya kena cakar.
Temen2 perempuan masih cukup ramah kepada Kanta sampai suatu hari tiba2 mereka berkomplot mengacuhkan dia. Sapaan Kanta tidak dibalas dan mereka pergi menjauh kalau Kanta mendekat. Mereka juga selalu berbisik-bisik kalau Kanta lewat. Ternyata entah dari mana asalnya tersebar gossip bohong bahwa Kanta hobby mengintip rok anak perempuan, waktu mereka duduk.
Kanta merasa sedih, kesepian dan tidak berdaya. Kanta tidak mengerti kenapa semua teman memusuhi dia tanpa sebab. Kanta mau melaporkan hal ini kepada guru namun Raksa mengancam kalau mengadu, lagian Kanta ga yakin gurunya akan menanggapi serius. Dia juga tidak menceritakan ke ortunya karena malu tidak bisa menyelesaikan masalah sepele dan takut masalahnya dengan Raksa semakin besar nanti kalau ortunya menegur Raksa.
Kanta menjadi pemurung dan ogah2an sekolah, di jalan menuju sekolah Kanta sering sakit perut, gemetar dan tiba2 pucat. Di rumah Kanta sering mengurung diri di kamar dan malam hari Kanta tidak bisa tidur nyenyak. Dia selalu mencari seribu alasan untuk madol sekolah dan prestasinya di sekolah menurun drastis. Kanta pernah minta orang tuanya ntuk pindah sekolah “
Cerita diatas adalah contoh Bullying. Siapa saja bisa jadi Bully dan siapa pun bisa jadi korban Bully. Laki, perempuan, dewasa, remaja dan anak2, orangtua, guru dll. Penelitian menyimpulkan bahwa sepanjang kehidupan seseorang, dimanapun dia berada dipastikan pernah mengalami Bully, baik sebagai si pelaku, si korban maupun hanya sebagai pengamat/ikut2an.
Pengertian ‘Bullying’ sepadan dengan Intimidasi atau Sentimen negatif. Mungkin istilah akrabnya adalah “dikerjain“. Definisi Bullying adalah ketika seseorang dengan sengaja menyakiti orang tertentu secara terus menerus, tanpa alasan yang jelas.
Menggoda/iseng adalah salah satu bentuk Bullying. Tapi iseng berbeda dengan Bullying, walaupun iseng/menggoda yang keterlaluan juga bisa berakibat membuat orang lain malu dan sakit hati.
Menggoda/iseng :
-Terjadi diantara pertemanan dan persaudaraan.
-Sebagai bahan canda dan akhirnya tertawa bersama-sama, karena tujuannya untuk senang2/fun.
-Tidak punya maksud khusus untuk menyakiti.
-Biasanya berhenti kalau kondisi sudah kelewatan, dan minta maaf dengan tulus.
-Godaan/ejekan berlangsung dua arah.
Bullying/intimidasi :
-Bully mengincar siapa saja semata-mata karena “kekurangan” dan “perbedaan” ( mis: murid baru/tidak naik kelas, perawakan terlalu tinggi/pendek/gemuk, terlalu pendiam/cepat ngamuk, bicara gagap/cadel, pakai kacamata/gigi kawat, rambutnya jabrik/gundul, lemah dalam pelajaran atau justru terlalu pintar, kurang percaya diri, punya cacat lahir, beda suku, beda warna kulit, beda bahasa ibu dll )
-Tindakan/ejekan dimaksudkan dengan sengaja untuk menyakiti.
-Pelaku tidak senang kalau dibalas/diejek kembali
-Tanpa rasa kasihan terus mengintimidasi sampai korban jatuh atau menangis.
-Senang cari atensi, jadi tambah banyak teman yang menonton, menyoraki dan tertawa, mereka tambah senang dan bangga.
Bentuk2 Bullying :
Fisik : menyakiti dengan memukul, menendang, mendorong, menyikut sehingga orang lain kesakitan dan ketakutan. Biasanya diikuti dengan ancaman keselamatan, malak uang, merusak barang dan mengambil barang dengan maksud untuk mengontrol.
Verbal : menyakiti dengan mengumpat/memaki, memanggil dengan julukan, menghina penampilan seseorang, menjadikan kekurangan fisik orang lain sebagai bahan ejekan, meremehkan ras seseorang.
Sosial : membual gossip bohong, menyebarkan rahasia pribadi, mengacuhkan, mengucilkan seseorang dari aktivitas kelompok, membuat orang lain merasa kesepian karena tidak diterima dalam pergaulan.
Langkah menghindari Bullying :
1.Jangan berjalan atau duduk sendirian, bertemanlah minimal dengan satu orang dan lakukan kegiatan bersama.
2.Berjalan tegap, percaya diri dan tatap mata Bully kalau diajak bicara.
3.Menanggapi komentar Bully dengan santai dan berkelakar. Jangan frustasi/marah, karena Bully senang dapat reaksi bahwa kita terusik dan tertekan.
4.Kalau sudah tidak berasa nyaman atas perlakuan Bully, katakan tegas “JANGAN“ atau berteriak keras “STOP“
5.Kalau Bully tidak juga berhenti menyakiti, demi keselamatan cepat menghindar pergi dan lari. Ide bagus bila membekali diri dengan kemampuan bela diri.
6.Kalau Bully sudah keterlaluan, laporkan ke guru bersama temanmu sebagai saksi. Jangan khawatir karena guru mampu menegur tanpa membocorkan nama pelapor.
Cyber Bullying
Bullying bisa terjadi dimana saja. Umumnya adalah di rumah, di halaman sekolah, di kegiatan extrakulikuler olahraga dan kadang terjadi di tempat kerja dan tempat umum. Sedangkan bentuk Bullying yang paling baru dan paling canggih karena terlahir dari kemajuan teknologi modern terjadi di dunia internet.(Cyber)
Melalui text massaging, instant massaging, email, blog, YouTube vidoe dan game interaksi di internet ( mis: World of Warcraft, RuneScape), Bully mendapat lahan bermain tanpa batas jarak dan waktu. Korban Bully jadi mudah dijangkau karena tidak perlu mencegat mereka dijalan melainkan cukup semudah si target korban membaca sms di handphone dan membuka komputer di rumah. Bully kadang memilih korban asal saja dan tak dikenal, dengan alasan mereka senang melakukannya siapapun targetnya.
Meluasnya jaringan komunikasi online seperti chatting room di MSN, Yahoo messanger, jaringan sosial model Skype, Facebook, Bebo, Twitter, menyebabkan Bullying menjadi meriah karena mereka memperoleh atensi dari banyak penonton/pembaca. Dan yang paling berbahaya adalah di situs2 tersebut mereka leluasa menyamarkan identitas.
* Mengirimkan sms atau email yang tidak menyenangkan, kadang mereka sengaja mengirimkan foto yang memalukan secara berantai, kebanyakan foto tersebut hanya rekayasa. Untuk itu hati2 bila mencantumkan no handphone atau alamat email.
* Membuat web khusus atau blog, untuk nge-gosipin kejelekan orang lain lengkap dengan foto2 yang tidak pantas (mis : foto diambil waktu di toilet)
* Memposting gosip tidak benar di chat room (mis : gossip A menyontek) atau membocorkan rahasia pribadi yang memalukan (mis : bahwa ibu si B pasien RS jiwa). Tujuannya agar teman lain yang membaca jadi anti dengan korban.
* Bully meniru user ID korban untuk chatting dan mengelabui banyak orang sehingga muncul konflik, fitnah/tuduhan dan pertengkaran
* Entah bagaimana caranya kadang Bully bisa mencuri password email, dan dengan ini Bully bisa membaca semua email, membalas email tanpa sepengetahuan, mencuri informasi pribadi yang penting, menelusuri kredit card orang tua korban sampai pencurian uang dari tabungan di bank dll. Dilaporkan bahwa para remaja cenderung punya kebiasaan ‘share password’ dengan teman, kadang malah mereka membuka email bersama. ( joint email ).
* Dalam games interaksi, Bully menunjukkan kuasa kontrolnya dengan menolak korban untuk ikut serta dalam games. Dan selanjutnya memerintah member yang lain untuk kompak bersama-sama menolak bermain dengan korban. Dengan aksi ini Bully sengaja menginjak harga diri korban.
* Bully menyebarkan video di YouTube untuk dinikmati semua orang, meliputi video perkelahian dan pelecehan, juga video2 dimana korban menangis atau kelihatan tidak berdaya sehingga korban menjadi tambah malu.
* Pernah juga terjadi Bully mengirim virus ke komputer korban, dimana virus membuat Bully bisa memata-matai apa yang korban lakukan di computer.
Langkah menghindari Cyber Bullying :
1.Jangan respon. Jangan membalas sms, email atau terpancing berinteraksi /berargumentasi dengan Bully
2.Langsung blok email, non aktif kan account chatting atau ganti nomor handphone.
4.Simpan bukti sms, instant messages, email & alamat email, postingan, alamat web dan semua informasi yang Bully kirimkan.
5.Lapor, bicarakan hal ini dengan orang tua, guru atau orang dewasa yang bisa kita percaya dan perlihatkan bukti.
Ryan Halligan korban Cyberbullying
Ryan Halligan berumur 13 tahun (kelas SMP 2) ketika ditemukan orang tuanya meninggal bunuh diri di kamarnya. Memang untuk urusan akedemik Ryan termasuk tertinggal dibanding teman2 sekelasnya, tapi dia anak yang baik hati dan senang bercanda. Ryan menjadi korban Bully sejak kelas 5 SD, dan orang tuanya sudah mencoba membantu Ryan keluar dari masalah ini. Tapi ternyata siapa sangka beban ini terlalu berat untuk dipikul oleh seorang remaja akil balik yang sedang mencari jati diri dan baru mulai mengenal daya tarik lawan jenis. Ryan memutuskan bunuh diri karena frustasi dan tidak sanggup menanggung malu karena di chatting room teman2nya menyebarkan gossip bahwa dia “Gay” dan gadis favoritnya menyebarkan email2 pribadinya ke teman2.
7 kelalaian KECIL orang tua :
1.Membiarkan Bullying berlangsung di rumah di antara saudara kandung. Anak korban bullying di rumah potensial mempunyai sifat agresiif dan menjadi si Bully di luar rumah.
2.Orangtua kadang melakukan Bully dengan bersikap terlalu mengontrol dan protektif, curhat dengan enteng kekurangan anak didepan orang tua teman2nya (mis : saya mah kesel kalo ngajarin anak saya, dia susah nangkep, ulangan ga pernah bagus ). Hal ini membuat anak cenderung pasif, malu, tidak bisa bersikap tegas dan tidak berani menyuarakan pendapatnya. Mereka kemudian dalam pergaulan menjadi penakut, merasa pantas dikerjain dan pasrah ketika ditindas.
3.Kebanyakan orang tua bila menerima laporan dan cerita dari anaknya seputar Bullying akan cenderung bereaksi acuh dan berkomentar : “Aah, itu cuma bercanda“, “Cuekin aja, jadi orang jangan terlalu sensitive“, “Kamu balas aja, jangan cengeng“ atau “Kamu juga sih terlalu kerempeng “. Komentar seperti ini membuat anak tambah frustasi mengatasi perasaannya yang tidak nyaman.
4.Ketika memberikan fasilitas handphone dan internet untuk anaknya, biasanya orang tua lupa mengfollow up sampai seberapa jauh anak-anak telah menguasai sarana telekomunikasi canggih ini. Cari tau apa yang biasanya mereka lakukan dengan handphone dan internet. Ikuti jejak mereka kalau mereka bergabung dalam salah satu situs jaringan sosial dan bantu untuk setting informasi yang pantas ditampilkan. Jelaskan bahwa beberapa tindakan sederhana dapat melanggar hukum mis : merekayasa foto , menerima foto/gambar porno dari teman, meng-foward foto tersebut ke teman lain ( dapat dikenakan pelanggaran hukum memproduksi, menyimpan dan meyebarluaskan informasi tak pantas )
5.Membiarkan anak2 ikut2an trend main game interaksi online. Lindungi mereka semaksimal mungkin dari hal ini, semakin telat mereka kenal game online semakin baik dan aman. Andaikan mereka sudah terjun di dalamnya, pilih game yang memberikan fasilitas ‘ parent control ‘. Sehingga orang tua bisa mengontrol kapan boleh main game, berapa lama, dan dengan siapa mereka bisa berinteraksi. Sambil lalu, minta mereka ajarkan cara bermain game sehingga kita terbiasa dengan hobby mereka dan sekali-sekali ikut bergabung main.
6.Kurang waktu dan tenaga untuk mengawasi aktivitas online sepanjang hari. Langkah sederhana adalah dengan menempatkan komputer di ruang keluarga yang mudah dipantau, dan juga orang tua dapat menggunakan software2 filter yang tersedia untuk membantu orang tua mengontrol situs2/informasi yang pantas untuk anak2, memblokir situs orang dewasa yang berbau pornografi dan kekerasan. Beberapa software mampu membuat orangtua mengecek situs2 yang sering dibuka oleh anak2 dan merekam dialog di chat room.
7.Tidak tahu menahu soal password anak. Yang harus dilakukan adalah buat password yang diketahui kedua belah pihak (misalnya : spiderman31 yang mewakili tokoh kartun & tanggal lahir). Dengan perjanjian sederhanan bahwa orang tua tidak akan usil membuka email/account kecuali keadaan darurat dan memaksa.
Social Survival Skills.
Jangan khawatir, semua manusia baik orang dewasa maupun anak-anak memiliki apa yang disebut ‘survival instict’, yang memampukan mereka untuk merasakan rasa tidak aman dan memotivasi mereka untuk langsung bertindak sehingga mereka bisa survive. Namun masalahnya, untuk anak2 survival instict ini masih dalam tingkat kepekaan yang rendah, dan butuh proses pengalaman dan latihan untuk membuatnya jadi lebih baik. Sehingga akhirnya mereka memiliki survival skills, yang mereka butuhkan kalau menghadapi sesuatu hal yang tidak diharapkan.
Tidak ada pendaki yang mau nyasar di gunung, dan tidak ada juga penyelam yang ingin tabung oksigennya bocor waktu menyelam di kedalaman 50m dibawah permukaan air. Untuk mengantisipasi masalah ini, mereka tidak berkata tunggu saja nanti ‘survival instict’ muncul sendiri, tapi mereka membekali diri dengan informasi, pengetahuan dan beberapa tip ketrampilan yang penting untuk selamat dari masalah khusus ini.
Sama seperti Bullying. Tidak ada satupun anak berharap jadi korban Bullying, Bullying juga mungkin belum terjadi saat ini. Tapi selama kita hidup bersosialisasi dengan berbagai macam individu dengan berbagai latar belakang dan dengan berbagai kecanggihan teknologi, maka alangkah bijaksananya kalau kita memiliki Social survival skills agar bisa survive dalam perjalanan kehidupan sosial kita.
Adalah tugas orang tua untuk membantu anak2 memiliki pengetahuan social survival skills ini. Jadi beri mereka penjelasan mengenai Bullying sehingga mereka dengan sikap tegas dan percaya diri dapat menghindari sebelum hal ini terjadi, memberikan tips ringan namun penting apa yang wajib mereka lakukan kalau mereka menjadi korban Bullying, dan membekali mereka dengan kemampuan melindungi diri sendiri.
Adalah kewajiban setiap anak untuk belajar menjadi dirinya sendiri, belajar mempertajam survival instict-nya. Juga demi keselamatan, jangan pernah malu mengungkapkan perasaan takut (terutama anak laki-laki) dan minta pertolongan orang tua/guru.